Penyimpanan Wine

Penyimpanan Wine

Wine adalah minuman beralkohol hasil dari fermentasi buah-buahan dan kebanyakan menggunakan buah anggur. Wine terdapat 3 jenis yaitu red wine, white wine dan rose wine. Untuk di Indonesia sendiri masalah terbesar dalam penyimpanan minuman wine adalah suhu, karna dapat dilihat dari iklim di Indonesia dan letak geografis yang berada di wilayah tropis dan minuman wine sangat rentan terhadap perubahan suhu, pengontrolan suhu ruangan sangat penting dalam penyimpanan minuman wine. Penggunaan lemari penyejuk juga membantu dalam penyimpanan white wine dan sparkling wine yang sudah dibuka agar kualitas minuman wine tetap terjaga. Beberapa faktor yang mempengaruhi penyimpanan wine, yaitu:

  1. SuhuPenyimpanan Wine
  2. Pencahayaan
  3. Kondisi cork

Kerusakan pada wine yang dijual pergelas yang disimpan kembali ke lemari pendingin dengan suhu yang tidak sesuai dengan berbagai aspek penyimpanannya seperti suhu, pencahayaan dan perawatan cork. Sehingga terdapat penolakan dari tamu saat wine testing sehingga menyebabkan kerugian terhadap pihak restoran dan permasalahan terhadap minuman white wine yang tidak sesuai suhu penyimpanannya. Pengontrolan penyimpanan minuman sangat diperlukan guna meminimalisirkan kerusakan dan kehilangan pada barang yang disimpan, dengan menggunakan cold storage dapat menyimpan wine dan menjaga kualitas dari wine, jenis cold storage yang cocok untuk produk wine sendiri adalah chiller, chiller umumnya memiliki suhu antara 10C hingga 100C.

Temperatur yang terlalu tinggi akan merusak wine. Temperatur yang ideal untuk menyimpan wine adalah antara 70C – 180C. Suhu dalam penyimpanan jenis wine berbeda, seperti pada white wine sebaiknya disimpan pada temperatur antara 70C – 100C, red wine dapat disimpan pada suhu antara 70C – 180C, dan rose wine dapat disimpan pada temperatur antara 70C – 130C.

Jika anda memerlukan ruangan penyimpanan untuk product wine, silahkan hubungi kami di email rokindo@rokindojayamandiri.com atau no wa kami di bagian contact.

 

Leave a Reply